Matahari menembus sela-sela fentilasi kamarku sehingga mengelitik mataku
terpaksa kudorong badan ini untuk condong kedepan. Semalaman belajar
dan menyelasaikan paper yang kubuat sungguh pekerjaan yang sangat
menyenangkan sekaligus melelahkan. Memang bagi beberapa pelajar pastilah
mengeluh kalo harus belajar dan menyelesaikan paper. Pasti merteka akan
mengelum "Wah kenapa sich didunia ini ada istilah belajar dan paper
yang harus dikumpulin... nah apa lagi tuh ujian, kenapa ujian gak cuma
ujian kehidupan tapi kenapa juga ada ujian sekolah juga... ya Tuhan
kenapa?".
Namun aku selalu berusaha berfikir positive aja tentang tugas yang harus
kulakukan belajar dan mengejarkan paper dan apapun lah yang berhubungan
dengan tugas dan tangung jawab seorang pelajar karena itulah pemicuku
untuk jadi orang yang lebih baik dan punya high quality in my life....
yah aku selalu berfikir gak ada hidup yang sempurna tanpa perjuangan.
Rasanya pagi ini berbeda dengan pagi-pagi sebelunya, ya pasti berbeda lah kan sudah beda suasana. Yah aku selalu mengeset pikiran ku sesuai keinginanku. Jadi mulai dari bagun tidur aku sudah merecanakan tentang apa yang mau kulakukan dan apa yang tidak mau kulakukan. Bahkan aku membuat daftar tentang hal-hal yang negatif yang harus ku hindari, dan hal itu bahkan harus aku buang dari daftar checklist kehidupanku walaupun sulit. tapi aku selalu membuat cangkang untuk mutiaraku yang dimana cangkang itu selalu kupoles dengan kuas manis kehidupanku agar mutiara didalamnya tak ternoda oleh bercak hitam pasir dan lumpur kehidupan meskipun kadang aku merasa naif untuk menutupi diriku dengan cangkang dan kuas, ya bisa disebut juga dengan kuas lem. tertutup rapat dan tak menunjukan diriku yang sebenarnya.
Tak hanya itu aku juga membuat daftar hal-hal positif yang harus aku jalankan dalam setiap hariku. Yah aku pun bersyukur kepada Tuhan tentang apa yang telah diberikanya padaku padasaat ini. keluarga yang sempurna ayah, ibu, dan kakak-kakakku yang selalu memberikan senyum tulusnya untukku. walaupun aku menunjukan mutiaraku yang segungguhnya tanpa menggunakan cakang dan kuas untuk menutupi diriku yang sesungguhnya. "Ya Tuhan terimaksih engkau telah melahirkankku di keluarga ini" ucapku dengan serigaih senyum yang lebar.
"Shandy, cepat bagun nanti kamu telat masuk sekolah loh, apalagi kamu belum sarapan juga" seru Ibu yang mengetuk kamarku sambil mengunakan celemek masak kesayangannya itu.
Ibu... Ibu kenapa sich gak bisa terlepas dari celemek kebangaanya itu di pagi yang indah ini tapi aku suka sich saat Ibu memakai celemek itu. Ibu terlihat manis dan cantik dibalut dengan celemek yang berwarna pink-purple nya itu. memaang sich ada kenanya manis dibalik celemek kesanyangan ibu itu. Saat aku turun darikamar dan bertemu dengan semua keluarga ku ayah,kakak-kakak, dan Ibu. Aku sesekali menggoda ibu saat didapur, Aku memengang tangan ibu dan mengajaknya menari mengangkat tanganya dan memutar badab ibu yang dibilang sich sudah tidak langsing lagi dan tak heran jika tubuh ibu terhuyun-huyun karena ulahku itu. Ayah dan kakak ku yang melihat ulahku itu melontarkan senyum lebar dan sesekali ayah mengernyitkan alih panjangnya dan bergumam.
"Shandy, kasihan ibu mu.... lihat mommy manisku sudah tak seluwes waktu muda dulu, tapi ayah jadi gemas melihat mommy ku sayang dan my sweetest ku ini".
Aku pun memutar-mutar mataku dan di akhir putaran mataku kuberikan kedipan mata yang manis seperti bintang, ini adalah salah satu isyarat agar ayah mau meredakan gumamanya terhadap tingkahku yang mengonyolkan ini. Kakak ku pun tak sanggup untuk menahan ledakan tawa yang ada didalam mulutnya, baginya menahan tawa ini bagaikan mengunya permen karet bom dan saat kunyahan itu sudah siap untuk ditiup dan busssh meledak dech tawa besar megema di dapaur mugil rumah kami. Namun aku suka masa-masa seperti ini karena kehagatan keluarga yang harmonis mengalir dalam atmosfer seluruh ruangan rumah kami.
*******************************
Celemek pink-purple yang menebarkan kebahagian manis ini memang memeiliki ceritanya tersendiri dan hal itu dimulai pada saat ulang tahun pernikahan ayah dan ibu yang ke-25 tahun. pada pagi itu aku sudah dipusingkan dengan checklist kejutan yang akan aku buat untuk ibu. Aku pun terhuyun-huyun senang bagun dari meja belajarku dengan membawa daftar yang aku persiapkan untuk ibu. Nah langkah pertama yang ku ambil adalah menemui ayah atau daddy ku sayang sambil membawa daftar itu biasa untuk meminta dana kejutan kecil untuk ibu. Aku pun tak lupa mengajak kakak ku untuk turut serta menyiapkan kejutan kecil untuk ibu.
Recanaku ini bagaikan cerita dalam kisah film dan novel-novel romantic yang sudah diset sedemikian hingga agar nampak sempurnah untuk dijalankan. Ayah sebagai Robert Pattinson dan ibu sebagai Bella Swan dalam kisah Twilight yang dimana mereka akan berdansa bersama dibawah rembulan dan dikelilingi dengan bunga mawar putih dan lilin yang bercahaya lembut untuk menyinari wajah mereka. Aku sudah tak sabar untuk merekam adegan ini bila nanti benar-benar terjadi. Indah pasti seluruh mahluk di dunia akan iri saat melihat seorang anak dapat melakukan hal yang menakjubkan ini demi menunjukan kasih sayangnya untuk ayah dan ibu tercintanya. Aku pun serasa terbang ke langin seperti dalam fil Sky High yang harus naik bus untuk sampai kesekolahan yang berada dilangit dan berusaha agar bisa menjadi super hero, yang pada akhirnya aku akan mengunakan tenagaku untuk menciptakan bunga-bunga indah yang bermekaran demi mereka.
Aku berserigaih lebar saat berjalan menghapiri ayah yang dari tadi perhatiannya hanya terpusat pada lembaran-lembarab kertas yang setiap pagi dilempar tukang koran dari sepedanya menuju beranda rumah kami. Raut muka ayah sudah seperti pengamat politikus handal dan kritikus handal bahkan aku tak segan untuk bilang ayah ku sudah seperti pembawa acara berita yang tau semua hal tentang Hit News hari ini. bahakan tak segan-segan ayah mengajaku mengobrok tentang hal-hal terbaru, seumpamanya pasar bebas indonesia yang naik di pasar Asia atau bahkan membahas tentang kepemimpinan gubernur Jakarta yang baru seperti pak Jokowi yang mengesankan seperti super hero baru untuk kota Jakarta yang selalu dilamda banjir setiap tahunya. Yah aku hanya berharap kepada pak Jokowi agar maslah di kota Metropolitan ini segera terselesaikan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar seperti kebudayaan korupsi yang meraja lela di Indonesia kususnya di kota Jakarta tercintaku ini. Yah I Hope it will finish.
Ahirnya kudorong tanganku untuk megeser koran ayah agar wajah pajang nan tanpa ayah terlihat olehku. aku pun segara mengeluarkan jurus rengekan princess ku.
"Ayolah, ayah ku daddy ku tercinta. Ayah inggatkan ini hari apa"
Ayah hanya mengagguk sambil membenarkan kacamatanya yang turun bagaikan turun dari prosotan di TK ku waktu aku masih kecil dulu. Ayah hanya memutar bola matanya menuju wajahku yang chubby bagaikan bola bekel yang lucu dan meloncat-loncat siap untuk ditangkap ayah. Sesekali ayah megeser badannya untuk berpindah posisi duduk mencari posisi ternyaman.
Saat aku melihat ayah aku hanya memutar mataku untuk melihat seluaruh ruangan ini agar mendapat ispirasi kata-kata yang tepat untuk bilang ke ayah agar ayah mau merogoh saku hitamnya yang ada dibelakang badannya, kemudia mengelurkan beberapa lembar kerta berwrna merah dan biru. Yah itu sich harapnku tapi aku tak tahu lembaran apa yang akan dikeluarkan ayah untukku. Aku melihat beberapa boneka yang terpajang di meja ikut melihatku dan medoakankau mereka menujukan mata mugil nan indahnya untukku dan mungkin boneka-boneka itu berharap agar ayah segera merogoh katong celananya dan menghucurkan lembaran-lembaran uang kertasnya ituh sich harapanku saat aku melirik boneka-boneka lucu yang terpajang di meja kayu panjang itu.
Ahirnya aku mencoba menghirup udara diruangan ini untuk mengisi rogga dadaku agar aku berani mebusung dan merayu ayah. serasa semua udara ini telah ku hisap tanpa sisa aku merasakan okgigen yang masuk dalam paru-paru ku menyalurkan energi keberanian untukku. Mungkin aku juga memerlukan pundi-pundi udara seperti yang dimiliki burung agar aku dapat menyipan oksigen segar ini agar otak tak mengalami miss saat berbicara kepada ayah. Aku pun mengusap usap dadaku dan mendekati ayah. aku tak tahan mata lembut ayah nan tajam usah mencoba mencari maksud kedatanganku menghapiri ayah. mata ayah sepeti elang yang sudah memulai untuk searching kedalam hatiku dan saat itu telah menemukan mangsanya hap dia tak usa berbicara sudah tau mangsanya tertangkakap. Kalau ayah pasti langsung tahu maksudaku apa.
Aku belum mengucapkan banyak kata hanya " Ayah ingatkan sekarang hari apa". Ayah hanya mengangguk dan mebenarkan lagi posisi duduknya. ayah sepertinya sudah menangkap signal-signal dariku tanpa aku harus mengucapkan banyak kata seperti dalam rencanaku tadi. Tapi ayah sudah tau dengan menatap wajahku dan gerak gerik bahasa tubuhku yang begitu kaku namun jujur. aku hanya mencoba mengakat tanganku untuk minta uang namun ayah sudah bisa menangkapnya, dan hap ayah menarik dopet coklat loius Volutionnya dan menarik satu lembar uang berwarna jihau. aku pun tercenagang Hah... apa? hanya selembar berwarna hijau. aku pun tercengan dan mengelurkan jurus seribu rayuannku untuk ayah. Mana mungkin uang selembar berwarna hijau atau dibilang dalam nominalnya itu hanya Rp 20000, saja.
"Shandy, kasihan ibu mu.... lihat mommy manisku sudah tak seluwes waktu muda dulu, tapi ayah jadi gemas melihat mommy ku sayang dan my sweetest ku ini".
Aku pun memutar-mutar mataku dan di akhir putaran mataku kuberikan kedipan mata yang manis seperti bintang, ini adalah salah satu isyarat agar ayah mau meredakan gumamanya terhadap tingkahku yang mengonyolkan ini. Kakak ku pun tak sanggup untuk menahan ledakan tawa yang ada didalam mulutnya, baginya menahan tawa ini bagaikan mengunya permen karet bom dan saat kunyahan itu sudah siap untuk ditiup dan busssh meledak dech tawa besar megema di dapaur mugil rumah kami. Namun aku suka masa-masa seperti ini karena kehagatan keluarga yang harmonis mengalir dalam atmosfer seluruh ruangan rumah kami.
*******************************
Celemek pink-purple yang menebarkan kebahagian manis ini memang memeiliki ceritanya tersendiri dan hal itu dimulai pada saat ulang tahun pernikahan ayah dan ibu yang ke-25 tahun. pada pagi itu aku sudah dipusingkan dengan checklist kejutan yang akan aku buat untuk ibu. Aku pun terhuyun-huyun senang bagun dari meja belajarku dengan membawa daftar yang aku persiapkan untuk ibu. Nah langkah pertama yang ku ambil adalah menemui ayah atau daddy ku sayang sambil membawa daftar itu biasa untuk meminta dana kejutan kecil untuk ibu. Aku pun tak lupa mengajak kakak ku untuk turut serta menyiapkan kejutan kecil untuk ibu.
Recanaku ini bagaikan cerita dalam kisah film dan novel-novel romantic yang sudah diset sedemikian hingga agar nampak sempurnah untuk dijalankan. Ayah sebagai Robert Pattinson dan ibu sebagai Bella Swan dalam kisah Twilight yang dimana mereka akan berdansa bersama dibawah rembulan dan dikelilingi dengan bunga mawar putih dan lilin yang bercahaya lembut untuk menyinari wajah mereka. Aku sudah tak sabar untuk merekam adegan ini bila nanti benar-benar terjadi. Indah pasti seluruh mahluk di dunia akan iri saat melihat seorang anak dapat melakukan hal yang menakjubkan ini demi menunjukan kasih sayangnya untuk ayah dan ibu tercintanya. Aku pun serasa terbang ke langin seperti dalam fil Sky High yang harus naik bus untuk sampai kesekolahan yang berada dilangit dan berusaha agar bisa menjadi super hero, yang pada akhirnya aku akan mengunakan tenagaku untuk menciptakan bunga-bunga indah yang bermekaran demi mereka.
Aku berserigaih lebar saat berjalan menghapiri ayah yang dari tadi perhatiannya hanya terpusat pada lembaran-lembarab kertas yang setiap pagi dilempar tukang koran dari sepedanya menuju beranda rumah kami. Raut muka ayah sudah seperti pengamat politikus handal dan kritikus handal bahkan aku tak segan untuk bilang ayah ku sudah seperti pembawa acara berita yang tau semua hal tentang Hit News hari ini. bahakan tak segan-segan ayah mengajaku mengobrok tentang hal-hal terbaru, seumpamanya pasar bebas indonesia yang naik di pasar Asia atau bahkan membahas tentang kepemimpinan gubernur Jakarta yang baru seperti pak Jokowi yang mengesankan seperti super hero baru untuk kota Jakarta yang selalu dilamda banjir setiap tahunya. Yah aku hanya berharap kepada pak Jokowi agar maslah di kota Metropolitan ini segera terselesaikan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar seperti kebudayaan korupsi yang meraja lela di Indonesia kususnya di kota Jakarta tercintaku ini. Yah I Hope it will finish.
Ahirnya kudorong tanganku untuk megeser koran ayah agar wajah pajang nan tanpa ayah terlihat olehku. aku pun segara mengeluarkan jurus rengekan princess ku.
"Ayolah, ayah ku daddy ku tercinta. Ayah inggatkan ini hari apa"
Ayah hanya mengagguk sambil membenarkan kacamatanya yang turun bagaikan turun dari prosotan di TK ku waktu aku masih kecil dulu. Ayah hanya memutar bola matanya menuju wajahku yang chubby bagaikan bola bekel yang lucu dan meloncat-loncat siap untuk ditangkap ayah. Sesekali ayah megeser badannya untuk berpindah posisi duduk mencari posisi ternyaman.
Saat aku melihat ayah aku hanya memutar mataku untuk melihat seluaruh ruangan ini agar mendapat ispirasi kata-kata yang tepat untuk bilang ke ayah agar ayah mau merogoh saku hitamnya yang ada dibelakang badannya, kemudia mengelurkan beberapa lembar kerta berwrna merah dan biru. Yah itu sich harapnku tapi aku tak tahu lembaran apa yang akan dikeluarkan ayah untukku. Aku melihat beberapa boneka yang terpajang di meja ikut melihatku dan medoakankau mereka menujukan mata mugil nan indahnya untukku dan mungkin boneka-boneka itu berharap agar ayah segera merogoh katong celananya dan menghucurkan lembaran-lembaran uang kertasnya ituh sich harapanku saat aku melirik boneka-boneka lucu yang terpajang di meja kayu panjang itu.
Ahirnya aku mencoba menghirup udara diruangan ini untuk mengisi rogga dadaku agar aku berani mebusung dan merayu ayah. serasa semua udara ini telah ku hisap tanpa sisa aku merasakan okgigen yang masuk dalam paru-paru ku menyalurkan energi keberanian untukku. Mungkin aku juga memerlukan pundi-pundi udara seperti yang dimiliki burung agar aku dapat menyipan oksigen segar ini agar otak tak mengalami miss saat berbicara kepada ayah. Aku pun mengusap usap dadaku dan mendekati ayah. aku tak tahan mata lembut ayah nan tajam usah mencoba mencari maksud kedatanganku menghapiri ayah. mata ayah sepeti elang yang sudah memulai untuk searching kedalam hatiku dan saat itu telah menemukan mangsanya hap dia tak usa berbicara sudah tau mangsanya tertangkakap. Kalau ayah pasti langsung tahu maksudaku apa.
Aku belum mengucapkan banyak kata hanya " Ayah ingatkan sekarang hari apa". Ayah hanya mengangguk dan mebenarkan lagi posisi duduknya. ayah sepertinya sudah menangkap signal-signal dariku tanpa aku harus mengucapkan banyak kata seperti dalam rencanaku tadi. Tapi ayah sudah tau dengan menatap wajahku dan gerak gerik bahasa tubuhku yang begitu kaku namun jujur. aku hanya mencoba mengakat tanganku untuk minta uang namun ayah sudah bisa menangkapnya, dan hap ayah menarik dopet coklat loius Volutionnya dan menarik satu lembar uang berwarna jihau. aku pun tercenagang Hah... apa? hanya selembar berwarna hijau. aku pun tercengan dan mengelurkan jurus seribu rayuannku untuk ayah. Mana mungkin uang selembar berwarna hijau atau dibilang dalam nominalnya itu hanya Rp 20000, saja.
Student Number: 11310010
Class: A
www.busuu.com